Hindari Penggunaan Bantal Bentuk U untuk Batita
Para orang tua mulai menggunakan bantal bentuk ‘U’ untuk menyangga kepala bayi agar kepalanya membentuk bulat sempurna. Padahal, hingga kini belum ada penelitian yang mengungkapkan manfaat bantal tersebut.
Sebaliknya, para pakar menganjurkan agar bayi di bawah usia 2 tahun tidak menggunakan bantal. Hal tersebut dapat meningkatkan potensi kematian mendadak atau yang dikenal dengan istilah SIDS (Sudden Infant Death Syndrome).
Permukaan bantal yang lembut dapat memungkinkan terciptanya sekat yang dapat menjebak kepala bayi. Pada usia ini, otot lehernya belum cukup kuat untuk membalikkan posisi kepala, sehingga akan membuat pernapasannya terhambat.
Akibatnya, kadar oksigen akan menurun karena terhirupnya kembali karbondioksida yang dihembuskan. Si Kecil juga bisa mengalami sesak napas atau tersedak akibat kuman dan debu yang didapat dari keringat, sisa susu yang mengering, atau minyak bayi yang menempel pada bantal.
Bentuk bantal ‘U’ juga bisa membuat bayi kesulitan saat ingin membalik atau memutar kepalanya ke salah satu sisi ketika dia gumoh atau muntah. Kondisi ini berisiko membuat bayi tersedak karena muntahannya sendiri, bahkan berpotensi menyebabkan kematian.
Penggunaan bantal juga bisa memicu alergi pada bayi. Pasalnya, bantal merupakan sarang tungau dan bisa menjadi tempat debu berkumpul. Selain menimbulkan alergi di pernapasan, kulit bayi yang sensitif juga bisa terkena imbasnya seperti muncul ruam saat menggunakan bantal tersebut.
Karenanya, Moms tidak perlu khawatir dengan bentuk kepala Si Kecil jika tidak bulat. Perubahan bentuk kepalanya tetap akan terjadi, hingga ia berusia 2 tahun. Dan sebenarnya, tanpa menggunakan bantal pun Si Kecil akan merasa nyaman saat tertidur. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Pixabay)
Popular This Week
More From
}family & lifestyle
Family & Lifestyle health
By: Binar Murgati Pardini
5 Hal yang Perlu Diingat Jika Memiliki Suami Lebih Muda
By: Gabriela Agmassini Pramesvari
7 Cara Ampuh Mengusir Tikus di Dalam Rumah, Tak Perlu Pakai Racun!
By: Fariza Rahmadinna
7 Makanan Tinggi Kolesterol Baik (HDL) untuk Kesehatan Tubuh
By: Tiffany Warrantyasri