Skip to content

Agar Anak Nyaman Di Rumah Baru

Agar Anak Nyaman Di Rumah Baru

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram dan Youtube Mother & Beyond


Tanya
"Beberapa bulan lagi, kami sekeluarga akan pindah ke rumah baru. Karena lingkungannya cukup berbeda dari rumah kami yang sekarang, saya takut Tiva rewel dan canggung. Bagaimana ya, membuat ia nyaman?“
(Adistya Laurensia, ibu dari Minna Lativa, 2)

 

Jawab
Rumah Sebagai Benda Baru
“Pindah ke lingkungan baru merupakan hal besar yang tidak hanya bagi kita, tapi juga untuk si kecil. Ini pernah terjadi pada Kalya ketika berpisah dengan teman-temannya. Oleh karena itu, pengenalan terhadap lingkungan baru sangat penting dan harus dilakukan perlahan. Dulu kami selalu mengajak Kalya saat survei rumah. Melihat-lihat kondisi dalam rumah dan lingkungan sekitarnya ternyata menyenangkan baginya. Saya juga mengatakan kepada ia bahwa rumah itu adalah rumahnya. Biasanya Kayla senang jika memiliki sebuah benda baru dan ia selalu bangga jika ditanya mengenai rumah barunya. Ia akan berkata "Ini rumah Kalya!". Kami juga sering berkunjung sambil melihat perkembangan rumah sebelum ditempati. Saya yakin, jika si kecil sudah akrab dengan lingkungan dan teman-teman barunya, tentu ia akan menyambutnya dengan gembira saat tiba waktunya untuk pindah rumah. Saya jamin tidak akan ada masalah lagi bagi si kecil untuk beradaptasi.“
(Inda, ibu dari Kalya, 3)

 

Ajak Jalan-Jalan
“Hari pertama pindah ke rumah baru, Zefanya agak rewel. Sepertinya ia kangen dengan suasana di rumah orang tua saya, tempat tinggal kami dulu. Saya lalu berusaha membuatnya nyaman dengan mengajaknya jalan-jalan di lingkungan sekitar rumah dan mengenalkannya dengan teman-teman sebayanya, sehingga ia punya teman untuk bermain. Saya juga sering menelepon nenek, kakek, tante, serta omnya dan membiarkan Zefanya "ngobrol" dengan mereka. Si kecil senang mendengar suara mereka sehingga ia pun jadi lebih tenang. Dua minggu sebelum pindah, saya juga memberitahu si kecil bahwa kami akan pindah rumah, meski ia mungkin belum mengerti. Dan begitu sampai di rumah baru, saya memberitahunya bahwa rumah ini adalah tempat tinggalnya yang baru. Ternyata walau masih berumur 1,5 tahun, tapi sepertinya Zefanya sudah mengerti.“
(Ariesta, ibu dari Zefanya L.R.S, 1,5)

 

Dongeng Rumah Baru
“Sewaktu kami akan pindah rumah, Shaliha saya beri kebebasan untuk memilih perlengkapan kamarnya di rumah baru. Ia senang sekali karena akan punya kamar sendiri. Sejak sebulan sebelum pindah, saya juga sering membacakan cerita tentang "pindah rumah" dan sering menghadirkan topik "rumah baru" di setiap percakapan kami. Selain itu saya juga mengajaknya jalan-jalan ke lingkungan rumah baru dan mengenalkannya dengan calon teman-temannya. Ia pun jadi penasaran dan semakin bersemangat untuk pindah.“

(Fany, ibu dari Shaliha Alayya, 2,5, dan Syafiiq Hilmiy, 5 bulan)

 

Tidak Mengubah Interior
“Kami pindah rumah saat Cinta berusia dua tahun. Saya sengaja tidak banyak mengubah susunan interior rumah agar ia merasa seperti masih berada di rumah lama. Lemari tetap saya biarkan di kamar tidur, kotak mainan tetap di ruang TV, dan rak sepatu tetap di sudut ruang tamu. Ternyata kondisi ini membuat Cinta bisa langsung tidur nyenyak sejak malam pertama di rumah baru. Kenyamanan ini pun membuatnya tidak sulit beradaptasi dengan lingkungan yang lebih luas, yaitu tetangga dan teman-teman bermainnya. Saya juga sering mengajak ia jalan-jalan keliling kompleks, ke mesjid, atau sekadar berbelanja di warung. Bagi saya, tidak perlu waktu lama untuk membuat Cinta nyaman di tempat barunya.“
(Murtiyarini, ibu dari Cinta)

 

(SDS/Aulia/Dok. M&B)

Share:

Tags: anak Ibu keluarga

Popular This Week

{

More From

}

family & lifestyle